Ratusan Ha Perkebunan Sawit Kekeringan
''diduga akibat pencemaran limbah PKS'
BAGAN SIAPIAPI (harian Detil) “ Ratusan hektar perkebunan sawit Masyarakat didusun Pendekar Bahar, Kepenghuluan Pematang Ibul, Kecamatan Bangko Pusako mati kekeringan, kuat dugaan disebabkan pencemaran lingkungan dari aliran sungai pembuangan limbah milik PKS Bangko Mas (group Ivo Mas).
Hal itu terungkap dari hasil kunjungan anggota DPRD Riau, H. Akir jauhari, Tabrani Maamun, Abu bakar Sidik, James Pasaribu dan Noviwaldi Usman kelokasi pengolahan Pabrik Kelapa Sawit Bangko Mas, Kecamatan Bangko Pusako.
Kunjungan kedua kali ini, sebut Kirjauhari, untuk melihat langsung pengolahan limbah pabrik kelapa sawit milik Ivo Mas Group yang berada di Hulu aliran anak sungai rokan,"Saya bersama rombongan komisi C turun kelokasi PKS untuk melihat langsung sumber asalnya pencemaran limbah seperti dilaporkan masyarakat. Tetapi, dalam kunjungan pertama sudah terlihat fakta dilapangan ratusan hektar sawit masyarakat mati kekeringan,"ungkapnya.
Seperti dilaporkan masyarakat, penyebab awal matinya ribuan pohon kelapa sawit masyarakat, ketika pihak PKS melakukan pencucian anak sungai disepanjang aliran hulu sungai. Setelah itu, air yang sebelumnya sudah menggenangi areal kebun masyarakat berubah warna menjadi kecoklatan (berminyak), setelah 3 hari ribuan pokok sawit masyarakat mengering dan mati.
Dikatakan, disepanjang hulu sungai ada 4 pabrik kelapa sawit yang berdiri, dan pabrik pengolahanya paling dekat dengan hulu sungai hanya PKS Bangko Mas berjarak sekitar 1 kilometer. Kuat dugaan, pencemaran berasal dari hasil limbah milik salah satu perusahaan Ivo mas group tersebut.
"Secara teknisnya, kita sudah undang BLH Propinsi, Bapedalda kabupaten dan Perkebunan Propinsi untuk meninjau kelapangan. Kita juga sudah ambil sampel limbah dan air sungainya untuk pembuktian dilaboraturium propinsi,"katanya.
Secara bertahap, lanjutnya, perwakilan dari perusahaan pengolahan pabrik kelapa sawit yang beroperasi sepanjang anak aliran sungai rokan, pihak BLH Propinsi, Bapedal kabupaten dan perkebunan akan diundang hadir untuk hearing bersama DPRD Propinsi. Tentunya, pihak perusahaan harus dapat memberikan data akurat mengenai hasil analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) tersebut.
"Mengenai persoalan ini, kita akan bentuk tim untuk melakukan menginvetigasi dugaan pencemaran limbah aliran sungai. Jika dibiarkan dampak negatifnya sangat besar terutama terhadap lingkungan, masyarakat dan biota sungai. Kita juga minta kawan di BLH lebih serius menyikapi persoalan limbah ini, dan masalah ini akan ditindaklanjuti demi kepentingan masyarakat banyak,"tegasnya.
Kirjauhari menambahkan, dampak persoalan pencemaran limbah sangat mempengaruhi penurunan sektor perekonomian secara nasional, seperti penolakan hasil prosuksi cruid palm oil (CPO) nasional oleh negara Amerika, karena proses pengelolaanya dinilai tidak ramah lingkungan. Jadi, hendaknya perusahaan-perusahaan dapat mengendalikan limbah sesuai standar mutu baku dengan tidak melakukan pencemaran lingkungan.
"Saya pikir, kalau ada perusahaan mengatakan buat apa limbah dibuang kesungai, maka jawabanya untuk memperkecil biaya pengolahan limbah. Karena, cost terbesar yang dikeluarkan perusahaan adalah pengelolaan limbahnya,"katanya menjelaskan.
Misran (53), pemilik kebun yang diduga tercemar limbah, menuding asal limbah dialiran sungai rokan diduga berasal dari PKS Bangko Mas. Air berubah menjadi kecoklatan dan berminyak setelah dilakukan pencucian anak sungai. Pencucian yang dilakukan dengan menggunakan eskavator untuk menghilangkan jejak minyak disekitar permukaan air.
"Memang ini banjir tahunan, biasanya sawit terendam air selama 6 bulan pun tidak pernah mati. Sejak beroperasinya PKS Bangko Mas biota sungai banyak mati, jadi wajar kalau kita curigai sebagai pihak yang paling bertanggung jawab,"ujarnya menjelasakan.
Mewakili Manajemen PT Ivo Mas, Sastra mengatakan bahwa limbah sudah dikelola dengan baik terutama diareal pengelolaan pabrik kelapa sawit. Limbah yang dikelola dijadikan pupuk untuk kebun sawit perusahaan.
Ketika ditanyakan kaitan pencucian sungai dengan perubahan kondisi air sungai, Sastra menjawab, teknisnya tidak tahu persis tetapi disini ada 4 pks yang beroperasi dan mengenai hasil amdal selalu dikontrol BLH setiap bulannya.
Saat ditanyakan mengenai hasil kajian amdal yang dilakukan BLH Riau, PPNS BLH Propinsi Riau, Nelson, enggan menjelaskan secara rinci, namun dirinya sudah menyiapkan hasil laporan untuk disampaikan kepada DPRD Riau khususnya komisi C terkait dugaan pencemaran lingkungan yang ditudingkan masyarakat terhdap PKS Bangko Mas.
"Pastinya laporan sudah kita siapkan, mengenai hasil sementara kajian dilapangan belum dapat dipublikasikan. Saya harus melaporkanya dulu dengan atasan,karena persoalan ini dilema bagi saya"katanya enggan menjelaskan.
Sementara pengulu Pematang Ibul, Sudirman menjelaskan dugaan masyarakat kuat pencemaran limbah dilakukan PKS Bangko Mas, sebab kejadian ini terjadi sejak beroperasinya pabrik tersebut. Kalau kerugian yang dialami masyarakat mencapai ratusan juta ditambah dengan musnahnya biota sungai.
"Dari hasil laporan ada sekitar 120 hektar lahan sawit masyarakat yang tercemar limbah dan diperkiran 15 ribu pokok tanaman sawit yang mati kekeringan. Kalau memang faktanya demikian, kita minta perusahaan bertanggung jawab,"jelasnya singkat. (Satria)
''diduga akibat pencemaran limbah PKS'
BAGAN SIAPIAPI (harian Detil) “ Ratusan hektar perkebunan sawit Masyarakat didusun Pendekar Bahar, Kepenghuluan Pematang Ibul, Kecamatan Bangko Pusako mati kekeringan, kuat dugaan disebabkan pencemaran lingkungan dari aliran sungai pembuangan limbah milik PKS Bangko Mas (group Ivo Mas).
Hal itu terungkap dari hasil kunjungan anggota DPRD Riau, H. Akir jauhari, Tabrani Maamun, Abu bakar Sidik, James Pasaribu dan Noviwaldi Usman kelokasi pengolahan Pabrik Kelapa Sawit Bangko Mas, Kecamatan Bangko Pusako.
Kunjungan kedua kali ini, sebut Kirjauhari, untuk melihat langsung pengolahan limbah pabrik kelapa sawit milik Ivo Mas Group yang berada di Hulu aliran anak sungai rokan,"Saya bersama rombongan komisi C turun kelokasi PKS untuk melihat langsung sumber asalnya pencemaran limbah seperti dilaporkan masyarakat. Tetapi, dalam kunjungan pertama sudah terlihat fakta dilapangan ratusan hektar sawit masyarakat mati kekeringan,"ungkapnya.
Seperti dilaporkan masyarakat, penyebab awal matinya ribuan pohon kelapa sawit masyarakat, ketika pihak PKS melakukan pencucian anak sungai disepanjang aliran hulu sungai. Setelah itu, air yang sebelumnya sudah menggenangi areal kebun masyarakat berubah warna menjadi kecoklatan (berminyak), setelah 3 hari ribuan pokok sawit masyarakat mengering dan mati.
Dikatakan, disepanjang hulu sungai ada 4 pabrik kelapa sawit yang berdiri, dan pabrik pengolahanya paling dekat dengan hulu sungai hanya PKS Bangko Mas berjarak sekitar 1 kilometer. Kuat dugaan, pencemaran berasal dari hasil limbah milik salah satu perusahaan Ivo mas group tersebut.
"Secara teknisnya, kita sudah undang BLH Propinsi, Bapedalda kabupaten dan Perkebunan Propinsi untuk meninjau kelapangan. Kita juga sudah ambil sampel limbah dan air sungainya untuk pembuktian dilaboraturium propinsi,"katanya.
Secara bertahap, lanjutnya, perwakilan dari perusahaan pengolahan pabrik kelapa sawit yang beroperasi sepanjang anak aliran sungai rokan, pihak BLH Propinsi, Bapedal kabupaten dan perkebunan akan diundang hadir untuk hearing bersama DPRD Propinsi. Tentunya, pihak perusahaan harus dapat memberikan data akurat mengenai hasil analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) tersebut.
"Mengenai persoalan ini, kita akan bentuk tim untuk melakukan menginvetigasi dugaan pencemaran limbah aliran sungai. Jika dibiarkan dampak negatifnya sangat besar terutama terhadap lingkungan, masyarakat dan biota sungai. Kita juga minta kawan di BLH lebih serius menyikapi persoalan limbah ini, dan masalah ini akan ditindaklanjuti demi kepentingan masyarakat banyak,"tegasnya.
Kirjauhari menambahkan, dampak persoalan pencemaran limbah sangat mempengaruhi penurunan sektor perekonomian secara nasional, seperti penolakan hasil prosuksi cruid palm oil (CPO) nasional oleh negara Amerika, karena proses pengelolaanya dinilai tidak ramah lingkungan. Jadi, hendaknya perusahaan-perusahaan dapat mengendalikan limbah sesuai standar mutu baku dengan tidak melakukan pencemaran lingkungan.
"Saya pikir, kalau ada perusahaan mengatakan buat apa limbah dibuang kesungai, maka jawabanya untuk memperkecil biaya pengolahan limbah. Karena, cost terbesar yang dikeluarkan perusahaan adalah pengelolaan limbahnya,"katanya menjelaskan.
Misran (53), pemilik kebun yang diduga tercemar limbah, menuding asal limbah dialiran sungai rokan diduga berasal dari PKS Bangko Mas. Air berubah menjadi kecoklatan dan berminyak setelah dilakukan pencucian anak sungai. Pencucian yang dilakukan dengan menggunakan eskavator untuk menghilangkan jejak minyak disekitar permukaan air.
"Memang ini banjir tahunan, biasanya sawit terendam air selama 6 bulan pun tidak pernah mati. Sejak beroperasinya PKS Bangko Mas biota sungai banyak mati, jadi wajar kalau kita curigai sebagai pihak yang paling bertanggung jawab,"ujarnya menjelasakan.
Mewakili Manajemen PT Ivo Mas, Sastra mengatakan bahwa limbah sudah dikelola dengan baik terutama diareal pengelolaan pabrik kelapa sawit. Limbah yang dikelola dijadikan pupuk untuk kebun sawit perusahaan.
Ketika ditanyakan kaitan pencucian sungai dengan perubahan kondisi air sungai, Sastra menjawab, teknisnya tidak tahu persis tetapi disini ada 4 pks yang beroperasi dan mengenai hasil amdal selalu dikontrol BLH setiap bulannya.
Saat ditanyakan mengenai hasil kajian amdal yang dilakukan BLH Riau, PPNS BLH Propinsi Riau, Nelson, enggan menjelaskan secara rinci, namun dirinya sudah menyiapkan hasil laporan untuk disampaikan kepada DPRD Riau khususnya komisi C terkait dugaan pencemaran lingkungan yang ditudingkan masyarakat terhdap PKS Bangko Mas.
"Pastinya laporan sudah kita siapkan, mengenai hasil sementara kajian dilapangan belum dapat dipublikasikan. Saya harus melaporkanya dulu dengan atasan,karena persoalan ini dilema bagi saya"katanya enggan menjelaskan.
Sementara pengulu Pematang Ibul, Sudirman menjelaskan dugaan masyarakat kuat pencemaran limbah dilakukan PKS Bangko Mas, sebab kejadian ini terjadi sejak beroperasinya pabrik tersebut. Kalau kerugian yang dialami masyarakat mencapai ratusan juta ditambah dengan musnahnya biota sungai.
"Dari hasil laporan ada sekitar 120 hektar lahan sawit masyarakat yang tercemar limbah dan diperkiran 15 ribu pokok tanaman sawit yang mati kekeringan. Kalau memang faktanya demikian, kita minta perusahaan bertanggung jawab,"jelasnya singkat. (Satria)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar